Senin, 22 Juli 2013

Setan,Nafsu,Emosi... didalam diri sendiri *Please think positive

 Musuh manusia itu ada dalam dirinya sendiri.Angkara murka yang ada dalam pikirannya sendiri, amarah yang ada dalam diri sendiri, sifat sombong yang di timbulkan oleh diri sendiri, sifat iri yang di timbulkan dari diri sendiri, suka gampang tersinggung karena di timbulkan oleh diri sendiri, pikiran-pikiran negatif yang di timbulkan sendiri, egois karena ditimbulkan oleh pikiran sendiri, pingin di sanjung karena pikiran sendiri, keinginan itu sumber segala penderitaan, tempatnya ada di dalam pikiran, kemelekatan yang membuat manusia susah melepaskan semua keduniawian itu.Jika kita pakai baju yang biasa, kenapa kita malu? jika kita kendaraan kita keluaran tahun tua kenapa kita malu, itu semua pikiran kita yang ingin puji-pujian, yang butuh sanjung-sanjungan, toh tak ada yang salah dengan sekedar pakaian, dengan sekedar kendaraan, jika rumah kita biasa saja bukan gedongan kenapa kita malu? karena itu semua pikiran kita sendiri yang membuat kita merasa malu, karena kita masih butuh puji-pujian, jika handphone kita keluaran jadul dan gak bisa BBM-an kenapa kita malu? karena pikiran kita sendirilah yang membuat kita malu, maka itu banyak orang malu miskin, tapi gak malu korupsi, gak malu maling, karena kemelekatan tadi, karena keinginan itu sumber segala penderitaan, kita gak bisa bedain mana keinginan mana kebutuhan.Dan. semua ada dalam pikiran, pikiran yang baik menghasilkan perbuatan yang baik, think positive, my friends..Please think positivePlease think positive

TERUNTUK WANITAKU …

Teruntuk wanitaku di biru ragu,
Aku tahu kau jemu lihatku bisu
Kata hilang makna
Saat nyata terbata

Aku tiada daya
Walau masih bernyawa
Aku sadar
Tapi tak ingkar
Walau getar makin datar
Takkan gentar kutantang fajar

Teruntuk wanitaku di peluk suntuk,
Jujur aku t'lah lebur mengubur tutur
Tapi uzur umur takkan buatku luntur
Percayalah,
Meski lelah
Takkan kalah ku pecah gundah

Teruntuk wanitaku di lelap pengap,
Aku akui t'lah lengah
Jengah memisah jelantah
Tapi yakinlah, aku masih tegar memekar damar
Membuluh suluh, berbakar peluh
Mendulang remang, jadikan terang

Teruntuk wanitaku di jerit sakit,
Walau kulepas masa dari raga
Kau tetap 'kan jingga di jelaga dahaga jiwa

Kau Pemilik Hati ku
Kau Pemilik Hati ku